Galigo Seri 106, Serial Lamar Melamar
GALIGO HARI INI (SERI 106 )
Serial Lamar-melamar
Mancinnairo Maggalung (8)
Galung Naranreng Sepeq (7)
Nabine Ri Takko (6)
Arti Bugis Umum
Temacinna manggalung lebbi, mallise na namadeceng wassale’na
Arti Indonesia
Serial Lamar-melamar
Mancinnairo Maggalung (8)
Galung Naranreng Sepeq (7)
Nabine Ri Takko (6)
Arti Bugis Umum
Temacinna manggalung lebbi, mallise na namadeceng wassale’na
Arti Indonesia
Kami hendak mengolah sepetak sawah yang melimpah airnya dan subur dan memiliki benih unggul.
Penjelasan
Setelah pihak pria dan perempuan saling mengutarakan rasa suka atas pertemuan dua keluarga besar ini, pihak pria mulai membuka arah pembicaraan ke niatnya untuk melamar. Namun niatnya tersebut disampaikan dengan ungkapan perumpamaan yang sangat halus. Sang lelaki mengibaratkan dirinya tak lebih dari seorang petani biasa yang ingin mengolah sepetak sawah yang diapit dengan dua aliran saluran irigasi disampingnya, lalu kelak akan ditanami dengan benih pilihan dengan harapan akan tumbuh padi yang berisi dan melimpah.
Dalam dinamika persawahan orang Bugis, sawah yang diapit dua saliran irigasi biasanya berupa saluran mata air pada salah satu sisi dan saluran irigasi di sisi lainnya. Masyarakat Bugis menyebut sawah seperti ini sebagai GALUNG LEBBI (sawah yang sangat baik), sawah yang tak pernah kering dari air dan juga tidak ditumbuhi oleh gulma/rumput lainnya.
Saluran irigasi dari mata air mewakali simbol bahwa sang perempuan berasalah dari keturuan seorang ayah (sperma) yang baik. Sementara saluran irigasi melambangkan bahwa sang gadis lahir dari rahim seorang ibu yang juga adalah ibu dari golongan baik-baik. Perpaduan atara ayah dan ibu dari golongan yang baik ini akan melahirkan anak yang santun bersahaja yang dalam bahasa Bugis disebut MALEBBI. Selain itu, Galung Lebbi juga tidak ditumbuhi rumput liar, sehingga mewakIli makna bahwa gadis tersebut tidak sedang terikat dengan perikatan atau pinangan dari siapapun.
Sementara kata Bine ri Takko pada baris ketiga mengandung makna, bahwa sang gadis adalah gadis yang selama ini dijaga kesucian dan kemuliannya oleh orang tuanya, berasal dari kata TAKKO yang berarti dijaga kesuciannya/kualitasnya, merupakan kata turunan dari kata TANGKE (dipingit). Jadi pria ini seolah ingin berkata akan ingin meminang putri Bapak/Ibu yang santun itu, berasal dari keturanan baik-baik dan memiliki turunan bibit yang unggul.
Masihkan ada gadis seperti itu saat ini? Semoga. Lalu, bagaimana kisah lanjutand dari proses lamar melamar ini, tunggu edisi selanjutnya.
Penjelasan
Setelah pihak pria dan perempuan saling mengutarakan rasa suka atas pertemuan dua keluarga besar ini, pihak pria mulai membuka arah pembicaraan ke niatnya untuk melamar. Namun niatnya tersebut disampaikan dengan ungkapan perumpamaan yang sangat halus. Sang lelaki mengibaratkan dirinya tak lebih dari seorang petani biasa yang ingin mengolah sepetak sawah yang diapit dengan dua aliran saluran irigasi disampingnya, lalu kelak akan ditanami dengan benih pilihan dengan harapan akan tumbuh padi yang berisi dan melimpah.
Dalam dinamika persawahan orang Bugis, sawah yang diapit dua saliran irigasi biasanya berupa saluran mata air pada salah satu sisi dan saluran irigasi di sisi lainnya. Masyarakat Bugis menyebut sawah seperti ini sebagai GALUNG LEBBI (sawah yang sangat baik), sawah yang tak pernah kering dari air dan juga tidak ditumbuhi oleh gulma/rumput lainnya.
Saluran irigasi dari mata air mewakali simbol bahwa sang perempuan berasalah dari keturuan seorang ayah (sperma) yang baik. Sementara saluran irigasi melambangkan bahwa sang gadis lahir dari rahim seorang ibu yang juga adalah ibu dari golongan baik-baik. Perpaduan atara ayah dan ibu dari golongan yang baik ini akan melahirkan anak yang santun bersahaja yang dalam bahasa Bugis disebut MALEBBI. Selain itu, Galung Lebbi juga tidak ditumbuhi rumput liar, sehingga mewakIli makna bahwa gadis tersebut tidak sedang terikat dengan perikatan atau pinangan dari siapapun.
Sementara kata Bine ri Takko pada baris ketiga mengandung makna, bahwa sang gadis adalah gadis yang selama ini dijaga kesucian dan kemuliannya oleh orang tuanya, berasal dari kata TAKKO yang berarti dijaga kesuciannya/kualitasnya, merupakan kata turunan dari kata TANGKE (dipingit). Jadi pria ini seolah ingin berkata akan ingin meminang putri Bapak/Ibu yang santun itu, berasal dari keturanan baik-baik dan memiliki turunan bibit yang unggul.
Masihkan ada gadis seperti itu saat ini? Semoga. Lalu, bagaimana kisah lanjutand dari proses lamar melamar ini, tunggu edisi selanjutnya.